Monday, September 27, 2010

1000 Kisah Tentang Ibu Bersama Ungu dan Gerry Chocolatos




MAMA 
ADALAH 
      DUNIA KU          


Halo pembaca yang terkasih…,
Aku  Amelia, tapi lebih suka di panggil “ Amel “.  Aku  akan membagi 1000 kisah tentang Ibu ku, persembahan Ungu dan Gerry Chocolatos Mamamia Lezatlatos.   Pertama, perkenalkan tokoh utama kita Ibu Anna yang selanjutnya akan aku sebut sebagai Mama. Beliau adalah wanita dewasa yang cantik,  tubuhnya mungil, berkulit putih, murah senyum, berhati emas namun memiliki tekad baja yang melebihi kaum adam. Mama genap berusia tiga puluh delapan tahun Desember nanti. Usia kami terpaut dua puluh dua tahun., sehingga Mama lebih terlihat seperti seorang kakak dari pada seorang Ibu bagiku.
Oke, sekarang kita mulai kisah tentang Mama. Sebelum memulai…, perkenankan saya perlihatkan foto tokoh utama kita Mama Anna. Tentu saja saya si kecil yang nggak ketinggalan ...yeh!!!.
                                         
  Mama aku …, Mama Anna.
Satu–satunya Ibu sempurna yang Tuhan telah kirimkan dalam dunia ku, untuk menuntun ku menapak pelan memasuki arti kehidupan dalam cinta, kasih, menerima, memberi, pengorbanan, perjuangan, persahabatan dan ketaqwaan akan Nya dalam doa dan ibadah. Tidak ada satupun di dunia ini yang bisa menjadi duplikat Mama. Memang banyak banget The Best Mom yang penuh kasih sayang dan besar pengorbanannya buat anak –anak mereka. Juga yang cantik, keren, dan pinter meng handle semua urusan ekonomi keluarga dan urusan rumah tangganya. Tapi Mama tetap berbeda banget dengan mereka semua.  Dan itu semua nggak bakalan merubah semua nilai plus dan perasaan kagum saya terhadap Mama tercinta.
Masih lekat dalam ingatan aku sejak Mama berstatus single parents, Beliau harus membanting tulang dan memutar otak setiap hari bagaimana agar kami bisa tetap memiliki tempat berteduh, tetap bisa makan, tetap bisa menyekolahkan ku dan memenuhi semua keinginanku, serta tetap bisa mengasah semua talenta yang kumiliki. Semua terasa sangat berat bagi Mama yang terbiasa selalu menyerahkan penyelesaian semua masalah keluarga kepada Papa. Ya … saat Papa masih ada, Papa selalu memenuhi segala kebutuhan dan memanjakan kami berdua. Sehingga bekerja mencari nafkah dan memenuhi segala tuntutan hidup seorang diri adalah bagai menelan batu hitam, tantangan terbesar yang nggak pernah terlintas dalam pikiran Mama. Bagaimana pun status manusia hanyalah Tuhan yang berkehendak.

Mama, wanita yang penuh percaya diri.
Tahun pertama saat Papa pergi untuk selamanya, Mama memberanikan diri untuk mencoba kembali untuk membuka salon kecantikan kecil-kecilan di rumah. Dengan sisa tabungan, Mama menyulap garasi mobil menjadi salon mungil. Merasa cocok dengan guntingan dan sikap familiar Mama, banyak warga sekitar yang menjadi pelanggan tetap Mama. Mungkin sikap Mama yang selalu peduli dengan orang dan mau mendengar keinginan pelanggan yang membuat salon Mama beda dengan yang lain.  Nggak jarang aku berbagi lauk pauk milikku dengan anak pelanggan Mama yang kelaparan saat mama mereka mempercantik diri. Sebelll ... rasanya!!!!  saat malamnya terpaksa makan dengan ceplok telor mata sapi, tapi setelah dengar nasehat Mama tentang berbagi dengan sesama … ya akhirnya kuikhlaskan lauk milikku. Pokoknya bermacam-macam orang yang datang  nyalon ke Mama akhirnya selalu menjadi sahabat Mama, baik tua maupun muda, baik yang sehat maupun yang sakit. O…iya buat pelanggan tua dan bayi Mama rela mengalah  pergi ke rumah mereka. Usaha Mama mulai terlihat laris manis. Tahun berlalu dengan cepat.
Namun … Tuhan berkehendak lain lagi, kami harus pergi dari rumah yang kami tempati itu karena tidak sanggup membayar uang sewa yang semakin melambung. Perasaan sedih dan bingung menyergapku saat Mama berbicara soal rencana pindah rumah, “Amel, sebentar lagi kita dapat rumah baru dengan banyak saudara yang tinggal dengan kita, jadi kamu akan mendapat banyak teman disana”. Meski belum paham akan situasi yang terjadi, aku tahu kalau Mama sangat sedih dan juga bingung.
Entah bagaimana cara Mama ?, akhirnya kami bisa menumpang di salah satu rumah Tantenya Mama yang di tinggali oleh banyak famili. Salon kecantikan Mama tetap berjalan di sepetak ruangan kecil samping rumah itu. Langganan setia tetap mencari dan datang, namun karena keterbatasan tempat parkir mobil membuat mereka satu persatu tidak datang lagi. Pelanggan makin sedikit dan pemasukkan semakin kecil, sementara segala kebutuhan hidup semakin membesar seiring dengan membesarnya diriku. Tapi Mama tidak pernah berkecil hati untuk menghentikan semua kursus yang aku ikuti, namun selalu gigih berusaha mencari solusi terbaik agar aku tetap bisa belajar dan asah talenta aku seperti teman-teman aku.

Mama, seorang ibu yang lincah, cepat bertindak, dan selalu berpikir positif dengan antusiasisme yang tinggi.
 Berkat sikap Mama tersebut aku masih bisa menikmati sekolah yang bagus, masih bisa mengasah bakat sebagai violinist, penyanyi, foto model dan penari. Bahkan ratusan penghargaan berhasil aku gondol dari berbagai kejuaraan juga berkat usaha tekun dan gigih Mama. Memori aku dengan Mama hal perlombaan yang nggak pernah bisa aku lupakan adalah pertama kali ikut kompetisi vokal dan kalah, Mama tetap mensupport aku “ Nggak menang bukan berarti kalah Amel, tapi jembatan untuk menjadi juara sejati, jadi nggak boleh sedih dan nyerah,  berlatih terus dengan tekun kesempatan emas itu pasti akan terus  menghampirimu”. Nasehat itu selalu terdengar hingga kini saat aku berlaga di panggung kejuaraan. Dan akan terus melekat dalam jiwa ragaku. Semua info hal kompetisi atau show selalu dengan cepat berada dalam genggamannya. Dan secepat itu pula Mama merancang segala sesuatunya untuk keperluan lomba atau show tersebut. Juga urusan kostum yang nggak bisa di dapat di toko baju, dengan “BoNek” ( Bondo Nekat ) Mama selalu berhasil menciptakan baju yang luar biasa mendapat pujian dari semua orang. Padahal kursus menjahit secara profesional nggak pernah Mama ikuti. “Positif thinking serta yakin kalau kamu  pasti bisa maka hal itu terjadilah ” motto hidup yang selalu Mama tekankan untukku. 

 Mama, sahabat terkeren dan terlucu dalam duniaku
Saat Mama berperan sebagai sahabat, lakonnya benar-benar terjiwai oleh sifat anak-anak ABG seusiaku.  Nongkrong di cafĂ© es krim Zangrandi, JJ di Mall, action dalam foto box, layaknya anak remaja rela Mama lakukan semua demi memberi balance untukku saat masuk usia pubertas. Duh pokoknya keren banget Mama aku. Mama bisa menjadi siapapun buat aku. Saat aku jenuh, kesel atau sedih Mama selalu tampil konyol mengoda aku agar bisa tertawa kembali dan usaha tersebut tidak pernah gagal. Mama yang paling lucu dan menggemaskan dari komedian manapun. Aku harusnya patut bersyukur menjadi anak Mama. Aku seringkali membuatnya tercekat karena keegoisan aku. Terlalu banyak tuntutan yang aku minta darinya dengan paksaan.
“ Itu khan kewajiban yang harus Mama penuhi !!!, pokoknya amel ga tau barang itu besok harus ada “, bentakku ke Mama saat permintaanaku akan sesuatu Mama tunda terus karena belum mampu membeli. Sekarang penyesalan tidak akan bisa menghapus yang sudah kutorehkan di hati Mama, meskipun aku tahu Beliau selalu memaafkan semua kesalahan yang aku perbuat padanya, tapi aku tahu di sudut hati Mama yang paling dalam pasti meratap dengan pilu. Mudah memberi maaf dan selalu mau kompak dengan diriku…., sahabat macam ini hanya Mama yang meraih rekor tertinggi di hatiku. Thank you Mother … I LUV U FULL.

Mama, teman dan sahabat berantem sejati aku.
Dalam keseharian Mama dan aku sering beda pendapat. Baik untuk urusan diri Mama, diri aku dan permasalahan rumah. Kesal sekali kalau keinginan aku dalam beberapa hal selalu  mendapat tentangan dari Beliau. Sekarang baru kumengerti kenapa Mama melarang aku, karena hal itu bisa membahayakan diriku dan sia-sia bila di kerjakan., terlebih aku tahu kalau Ia amat menyayangiku.  Karena sama-sama bersifat keras kami nggak jarang kami berantem adu argumentasi sampai saling “ siwak  “ alias nggak bertegur sapa. Juga saat aku minta pendapat tentang sesuatu jawaban “ nggak tahu Mama!!! “ yang selalu bikin aku ngambek seharian. Ternyata dengan sikapnya tersebut Mama membentuk aku madiri dalam mengambil keputusan. Demikian juga dalam show, perbedaan pemilihan lagu, kostum, maupun make up, bisa menjadi ribut besar. Berantem sudah merypakan menu kami sehari-hari, bahkan saat akan menikmati wafer Mamamia Lezatlatos Gerry Chocolatos pun selalu berebut. Namun sifat segera memaafkan dan minta maaf plus alasan kemarahannya semakin menyatukan hati dan semakin mengeratkan ikatan batin Ibu-anak kami dalam menggapai Impian bersama Gerry Chocolatos.


Mama, pekerja sosial dan pendengar yang baik hati.
Meskipun hidup kami selalu pas-pasan, tapi Mama tetap mengajar aku melayani dan mendengar orang lain, terutama orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita yaitu kaum pemulung dan anak-anak jalanan. Tidak jarang di sela-sela waktu mengantarkan pesanan minuman, Mama selalu blusukkan ke lokasi-lokasi TPA ( Tempat Pembuangan Akhir Sampah ) untuk membagi pakaian bekas dan barang-barang kebutuhan sehari-hari, nggak lupa Gerry Chocolatos  (untuk dibagi-bagikan ke anak pemulung. Karena setiap ke lokasi anak-anak selalu minta Gerry,... Gerry Chocolatos Bunda..., Gerry Chocolatos Bunda.....teriak mereka mengerubungi Mama ) semua itu dibeli Mama dengan menyisihkan sedikit penghasilan Mama. Beliau sering memaksaku ikut terjun ke lokasi agar aku tahu bagaimana orang yang lebih kekurangan dari kami ternyata ribuan jumlahnya. Di sini Mama mau mengetuk nuraniku agar kelak nanti aku bisa berlaku bijak dalam menjalani kehidupan. Tempat kotor, kumuh, penuh lalat dan baunya minta ampun pun rela Mama datangi demi kepedulian dengan orang –orang yang kesusahan. Terkadang sempat membuat ku malu dengan sikap kolokan aku yang sok  mau diladeni  dan nggak mandiri. Hal itu semua di atas, mampu membuka mata hati nurani aku dalam bersikap dengan sesama. Thanks Mom ...  !!!.

Mama adalah pejuang hidup yang gigih dan anti kata “malu”
Hal itu dapat kubuktikan dalam keberhasilanku sebagai penyanyi dan violinist. Ketika aku ingin belajar biola  alat musik orang-orang high class yang terkenal sangat mahal itu, Mama terkejut … bukannya merayuku untuk melupakan cita-cita tersebut dengan iming-iming boneka atau gula-gula tapi jawaban “ Ya tentu saja kamu harus belajar biola “ seketika terdengar jawaban Mama. Sebulan kemudian aku resmi menjadi anggota murid sekolah musik orchestha terkenal di kotaku lengkap dengan biola standart yang layak untuk pemula. Waktu berjalan penuh hal yang mengejutkan seperti alunan briliant “ Beethoven Symphoni no. 9 “, akhirnya dapat kutahu, Mama berhasil melobi direktur sekolah musik yang terkenal pelit dan demen duit itu untuk memberikan beasiswa kepadaku. Konon aku adalah murid pertama yang mendapat beasiswa dari sekolah musik tersebut juga dalam olah vokal, berbagai usaha gigih Mama lakukan hingga sekarang aku dilatih oleh seorang guru besar volkal dari luar dan yang mengherankanku, Guru Besar, tidak pernah mau menerima honor dari Mama sebelum aku sukses menjadi penyanyi hebat.
Dalam menjalankan bisnis minumannya Mama juga gigih mencari cara bagaimana semua toko, mini mart, sekolah, kantin, warnet juga game-game mau menerima titipan minuman Mama. Walaupun terkadang harus sering kucing-kucingan dengan pemilik kulkas perusahaan minuman terkenal, Mama tetap nggak malu kembali lagi sampai akhirnya mereka bosan sendiri dan membiarkan produk Mama bersanding dengan produk mereka bahkan pernah terlihat olehku mereka juga sering membeli minuman Mama dari pada minuman perusahaan mereka sendiri, hmmmm….mm. ????.
Saat semua orang berkata tentang kemustahilan aku menang dalam suatu lomba vokal  untuk kalangan atas, dan bakal memalukan kalau kalah dari segala aspek dengan mereka, Mama nggak berkecil hati namun malah tertantang mengikut setakan aku. Demi menghancurkan anggapan tak terkalahkannya kelas atas oleh orang kecil. Hasilnya juara tiga berhasil aku sabet menyisihkan ratusan peserta dan tercatat peserta termuda. Status juara tetap sering menghampiriku hingga sekarang dan namaku jadi lebih di kenal di kalangan mustahil tersebut. Khan…, bernyali betul Mama aku ini!. Tidak kenal malu tapi berhasil dengan bangga serta nggak malu-maluin.. 
Satu hari, Mama jadi korban tabrak lari saat mengantarkan pesanan minuman, semua botol tumpah berserak di jalan raya, Mama mengalami trauma ringan kepala yang menyebabkan pendengarannya makin menghilang. Namun antusiasnya tetap terpancar dalam keseharian Mama meski kadang-kadang terlihat susah berkomunikasi. dengan orang lain Beliau tetap aktif, lincah dan gesit beraktifitas termasuk mengurus semua keperluan rumah tangga dan mengatur semua show yang datang. 

Impian dan cita-cita aku untuk Mama :
Aku bertekad ingin sukses dengan segera demi Mama, hatiku sangat sedih bila teringat tiap scene-scene kehidupan yang Mama lalaui demi aku. Semua derita yang harus Mama jalani bersamaku. Bagaimana rasa sengat matahari yang menyakitkan juga bagaimana rasa sakit terpaan deras air hujan yang terasa bagai ribuan jarum menusuk kulit, bagaimana rasa terendam banjir dan mendorong sepeda motor ngandat sampai berkilo-kilo, dan bagaimana rasa sakit hati saat  memiliki keinginan yang tidak mampu terpenuhi hanya karena kepapaan, semua telah secara kompleks mencecar perasaan kami insan yang lemah. 
Terbersit impian hati untuk membahagiakan orang yang paling berjasa dalam hidupku. Mewujudkan keinginan terbesar Mama untuk mendatangi negri-negri impiannya dan membahagiakan hari tuanya, serta selalu munyayanginya sampai selamanya.

                           MAMA, THANK YOU UDAH MENCINTAI DAN MENYAYANGI AMEL